Kamis, 20 Desember 2012

GEOGRAFI SMA MUHAMMADIYAH 1 TASIKMALAYA

Kemunculan geografi diawali ketidaktahuan manusia tentang lingkungan tempat hidupnya, sehingga manusia berusaha memahami setiap gejala dan fenomena yang terjadi disekitarnya. Salah satunya adalah dengan melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang kemudian dituangkan dalam sebuah tulisan, aliran ini dikenal dengan sebutan Logografi.


Orang yang pertama kali memunculkan istilah geografi adalah seorang ilmuan Yunani yang bernama Eratosthenes (276 - 196 SM) dengan menggunakan istilahGeograpika Sekaligus mendefinisikan geografi yaitu Geography is writing about the earth (geografi adalah tulisan atau tulisan tentang bumi).


Perkembangan ilmu geografi di Indonesia ditandai dengan dirumuskannya definisi geografi oleh para ahli Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geograf Indonesia (IGI) pada tahun 1988 di Semarang. bunyi definisinya adalah "Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena gesfera dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan".


Menurut Sumaatmadja geografi sebagai ilmu memilki nilai pendidikan (edukasi) dan nilai keagamaan (religius) selain itu untuk mendidik warga negara agar mempunyai nilai nasinalisme karena adanya wawasan keruangan (wawasan nusantara), dan cinta tanah air.


Secara praktis dewasa ini geografi memberikan sumbangan pemikiran terhadap penataan dalam pemanfaatan ruang di permukaan bumi, misalnya untuk kegiatan pertanian, perindustrian, pemukiman, transportasi dan pemanfaatan sumberdaya.






Objek Studi Geografi

Tahukah kamu geografi mempunyai dua objek studi ?

1. Objek material, geosfer yang terdiri dari litosfer, hidrosfer, biosfer, atmosfer dan antroposfer


2. Objek formal, cara pandang dan berfikir terhadap objek materil dalam kerangka region. inti kajian tersebut meliputi spatial pattern (pola sebaran objek dipermukaan bumi, spatial system (keterkaitan antar gejala dipermukaan bumi), spatial procces (dinamika/perubahan gejala dipermukaan bumi.







GEMPA BUMI







Tenaga pembentuk muka bumi yang bersifat destruktif










Rabu, 19 Desember 2012

PENDEKATAN GEOGRAFI



Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu. metode atau cara (analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer. khususnya interaksi antara manusia terhadap lingkungannya . setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu kejadian. Fenomena atau kejadian yang sama dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Seorang ahli kedokteran melihat dari kontek kesehatan yaitu banjir akan mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk akan menurun, ketersediaan air bersih akan berkurang, kebutuhan makanan tidak tercukupi, terkontaminasi air kotor sehingga akan tersebar penyakit, gatal-gatal, diare, mencret dll
Seorang ahli ekonomi maka akan melihat dari kontek aktivitas ekonominya, karena banjir, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi terganggu, sementara harta benda mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi juga rusak, sehingga berapa kerugiannya dan apa akibatnya dilihat secara ekonomi

Seorang ahli geografi melihat fenomena tersebut dilihat dari kontek keruangannya yaitu, lokasi banjirnya, sebaran banjirnya, penyebab dan akibatnya dll 

Pendekatan (approach) yang digunakan dalam kajian geografi terdiri atas 3 macam, yaitu analisis keruangan (spa­tial analysis), analisis ekologi (ecological analysis). danan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam geografi tidak membedakan antara elemen fisik dan nonfisik.

1. Pendekatan Keruangan.

Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan.
Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pernbukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Maka yang harus diperhatikan adalah segala aspek yang berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya adalah morfologi, ini kaitannya dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya,
Pendekatan keruangan juga merupakan ciri khas yang membedakan ilmu geografi dengan lainnya. Pendekatan ini dapat di tinjau dari 3 aspek yaitu:
  • Analisis pendekatan topik yaitu menghubungkan suatu kejadian dengan dengan tema-tema utama dalam permasalahan tersebut. Contoh pemanasan glokal adalah suatu fenomena geografi yang terjadi di seluruh ruang, gejala tersebut diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan manusia yang menambah tingkat polutan dalam udara sehingga berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer.
  • Analisis dengan pendekatan aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri berat. 
  • Analisis pendekatan wilayah, yaitu bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata, sehingga setiap wilayah mwmiliki karakteristik, memiliki kelebihan dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga pada wilayah yang berrbeda maka akan memiliki karakteristik yang berbeda pula.

2. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan)
Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam organisme hidup itu manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses interaksi, Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (hu­man ecology) yang mempelajari interaksi antar manusia serta antara manusia dan lingkungan. Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan inetarksi dalm ruang terutama terhadap lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut
  • Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah atau mungkin punah (kehidupan jaman purba)
  • Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam tapi manusia juga masih membutuhkan alam.
ContohnyaPara petani zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa panen cukup pendek.
  • Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam. Â

3. Pendekatan komplek kewilayahan
Pendekatan komplek kewilayahan ini mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga perbedaan ini membentuk karakteristik wilayah. Perbedaan inilah yang mengakibatkan adanya interaksi suatu wilayah dengan wilayah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin tinggi

Prinsip, Aspek, Pendekatan Geografi

1. Prinsip Penyebaran
    Merupakan prinsip dasar dalam mengkaji setiap gejala dan fakta geografi, baik gejala alam maupun manusia. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlihat terkumpul dalam jumlah yang padat dan banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat sangat jarang dan sedikit.
    Misalnya : persebaran pola permukiman penduduk

2. Prinsip Interelasi
    Prinsip Interelasi merupakan suatu hubungan saling terkait dalam ruang antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
    Digunakan untuk melihat pola hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi hubungan antara :
    a. Faktor fisik dengan faktor fisik lainnya
    Misal :
    • Tanaman apel dapat tumbuh subur di daerah pegunungan seperti di Kota Batu, Jawa Timur.
    • Hubungan antara mata air panas dengan energi panas bumi di sekitar gunung berapi.
    b. Faktor fisik dengan faktor manusia
    Misal :
    • Hubungan antara manusia dengan cara bertani di lahan miring dengan membuat terasering (sengkedan)
    • Kelaparan dan kemiskinan banyak terjadi di daerah kering, suhu tinggi, dan pendidikan rendah seperti di Somalia
    c. Faktor manusia dengan faktor manusia lainnya.
    Misal : mengkaji tentang kehidupan di desa dengan jenis mata pencaharian.
    Dengan memperhatikan pola hubungan antar gejala dan fakta geografi pada suatu wilayah, akan dapat diketahui karakteristik gejala-gejala tersebut secara kualitatif. Dengan bantuan ilmu statistik, hubungan antar fenomena dapat di analisa/diukur secara kuantitatif
3. Prinsip Deskripsi
    Merupakan prinsip yang menggambarkan lebih jauh terhadap persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala di permukaan bumi. Untuk menyajikan gejala secara komprehensif dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan 5W1H, sedangkan bentuk penyajiannya dapat berupa kata-kata, tulisan, tabel, grafik dan peta.
    Contoh: Peta Persebaran curah hujan di Australia pada musim panas.
    Karena Australia memiliki bentang alam yang luas maka persebaran hujan disana tidak merata. Bagian utara memiliki curah hujan tinggi karena merupakan daerah lintang rendah. Sementara semakin ke selatan semakin rendah, disamping merupakan daerah lintang sedang juga karena bentang alam bagian tengah merupakan daerah gurun.
4. Prinsip Keruangan (Korologi)
    Merupakan prinsip yang meninjau gejala, fakta dan masalah geografi dari penyebaran, interelasi dan interaksinya dalam ruang. Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi secara keseluruhan yang membentuk suatu fungsi.
    Contoh: Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih tinggi di banding dengan di Indonesia bagian timur.
Aspek-Aspek Geografi
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2 aspek, yaitu :
1. Aspek Fisikal
    Aspek fisikal geografi meliputi :
    1) Aspek Topologi
    Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
    2) Aspek Biotik
    Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
    3) Aspek Non Biotik
    Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek NonFisik
    Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
    1) Aspek Sosial
    Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
    2) Aspek Ekonomi
    Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
    3) Aspek Budaya
    Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
    4) Aspek Politik
    Misalnya membahas tentang kepartaian dan pemerintahan.
B. Pendekatan Geografi
    Terdapat tiga pendekatan geografi sebagai berikut:
    1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
    Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang yang berfungsi untuk mengakomodasi kegiatan manusia. Dalam pengertian ini, segala sesuatu berkaitan dengan sebaran objek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai ukuran, antara lain pola, struktur, proses, asosiasi, dan kecenderungan.
    2. Pendekatan Ekologi atau Kelingkungan
    Pendekatan ekologi dalam analisis geografi menekankan pada interaksi dan interdependensi antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
    3. Pendekatan Komplek Wilayah
    Pendekatan ini merupakan integrasi antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ini menekankan pada konsep areal differentiation, yaitu adanya perbedaan tiap wilayah yang mendorong
    terjadinya interaksi antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.

PETA DUNIA


Riset Geografi Masih

Pendidikan dan Riset Geografi Masih Terkendala

Perkembangan pendidikan dan riset geografi di tingkat nasional dan dunia masih banyak mengalami kendala.

Geografi di tingkat dunia bergeser dan berintegrasi dengan berbagai bidang ilmu seperti spasial sains, geosains, regional planning, dan lingkungan. Sedangkan geografi di Indonesia masih bertahan pada eksistensi geografi yang holistik mengkaji aspek fisik, manusia, wilayah, dan lingkungan serta sistem informasi.

“Kondisi pendidikan dan riset geografi di Indonesia pun seperti ini. Diperlukan penataan kembali,” papar Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia (IGI) Prof. Dr. Suratman Worosuprojo, pada Seminar Arah Pendidikan dan Riset Geografi di Indonesia, Sabtu (16/10/20).

Dalam seminar yang dihelat di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Suratman yang juga Dekan Fakultas Geografi UGM tersebut menambahkan, beberapa kendala yang masih dijumpai antara lain inkonsistensi materi ajar geografi dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Selain itu, tenaga pengajar yang tidak memiliki ijazah geografi, kurangnya jumlah jam mengajar di SMA, serta tidak ada pengajaran geografi jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA).

“Sementara, di perguruan tinggi geografi masih masuk di kelompok IPA dan IPS,” urainya.

Pendidikan dan riset geografi di Indonesia terus mengarah pada kompetensi yang meyakinkan dapat menyelesaikan masalah nasional dan global. Sudah sejak lama geografi dipelajari baik pada era deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, hingga saat ini mengarah ke era kuantitatif matematis eksperimental.

“Mengingat pentingnya ilmu ini maka para geograf perlu memberikan cara mengembangkan spasial intelegensia yang sangat diperlukan bagi generasi penerus. Apalagi perkembangan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi (sig) yang pesat dan mudah,” kata Suratman.

Di tempat yang sama, Sekretaris I IGI Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS. mengungkapkan, di samping kendala tersebut, perkembangan penelitian geografi sebenarnya semakin menggembirakan. Hal ini terlihat dari representasi model-model spasial, ekologis dan wilayah dengan dukungan data multivariate geografis yang makin nyata.

“Penelitian geografi dicirikan dengan bidang, tahap pembangunan dan orientasi sektoral yang berkembang dalam kegiatan masing-masing institusi,” ujar Hartono yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana UGM ini.

Sementara, Sekjen Asosiasi Guru Geografi Indonesia Tony Prasetyarto menuturkan, kurikulum geografi di SMA merupakan bagian yang integral dari kurikulum yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Artinya, seorang guru geografi harus melaksanakan pengajaran berdasarkan kurikulum yang telah disepakati atau dipakai di SMA yang bersangkutan.

“Maka ketika seorang guru geografi di sekolah merumuskan silabusnya harus mengikuti standar yang telah ditetapkan pemerintah,” kata guru geografi SMA Negeri 34 Jakarta ini.

Tony menambahkan, tantangan yang biasa dijumpai oleh guru geografi di antaranya berkaitan dengan ijazah yang harus dimiliki yaitu sarjana (S1) berlatar belakang geografi dan akta IV. Selain itu, guru geografi juga berkewajiban menjelaskan kepada siswa mengenai fenomena geosfer terutama yang ada di sekitar mereka. Guru juga perlu menyiapkan para siswa dalam olimpiade kebumian yang beberapa materinya beririsan dengan materi geografi.

Dalam forum seminar ini juga disampaikan adanya revisi kurikulum geografi dalam lima aspek yang dipelajari dari tingkat dasar hingga SMA. Kelima aspek itu meliputi gejala alam dan sosial, sumber daya dan pengembangan wilayah, pelestarian lingkungan hidup, mitigasi bencana, dan SIG.
SUMBER : OKEZONE